Jumat, 14 April 2017

Kisah Ibu yang Menyesal Setelah Bayinya Meninggal Karena Memaksakan ASI Ekslusif … Luangkan Waktu Untuk Membacanya!!

Kisah Ibu yang Menyesal Setelah Bayinya Meninggal Karena Memaksakan ASI Ekslusif … Luangkan Waktu Untuk Membacanya!!
Sebuah kisah tentang ibu yang menyesal karena mengikuti protokol dari rumah sakit anak tempat ia melahirkan. “Landon akan berusia 5 tahun hari ini jika ia masih hidup. Kebanyakan anak akan mulai masuk taman kanak-kanak pada usia ini. Tapi tidak buah hatiku. Aku ingin berbagi cerita ini sejak lama tentang apa yang terjadi pada Landon, tapi aku selalu takut apa yang orang lain katakan dan bagaimana aku akan dihakimi. Tapi aku ingin orang tahu seberapa besar sakit dan penyesalan yang aku rasakan,” kata Jillian seperti dimuat di The Fed.

Cerita berawal dari kelahiran Landon. Anak pertama pasangan Johnson tersebut lahir di rumah sakit yang menyebut instansinya sebagai ‘rumah sakit ramah anak’. Artinya, jika ibu tidak menderita penyakit berat seperti kanker, maka setiap bayi yang dilahirkan harus mendapatkan ASI ekslusif dari ibunya.

Sementara Jillian didiagnosa memiliki failed and delayed lactogenesis II, yakni memiliki faktor risiko untuk gagal atau produksi ASI yang tertunda sebagaimana diidentifikasi oleh konsultan IBCLC-laktasi. Penyebabnya beragam, mulai dari diabetes, PCOS, masalah dengan infertilitas, puting kecil dan tidak berkembang selama kehamilan, serta menjadi seorang ibu baru lewat operasi cesar darurat.

Meskipun begitu, dia didorong untuk menyusui secara eksklusif, sesuai dengan kebijakan rumah sakit untuk mendorong para ibu memberi ASI eksklusif. Jill dipantau dengan ketat oleh perawat, konsultan laktasi dan dukungan dokter. Pelekatan bayinya juga dinilai sangat baik.

Saat dilahirkan, berat Landon sekitar 3,7 kg dan dalam tiga hari, berat badannya menurun sekitar 9,7%.

“Setelah dilahirkan, Landon sempat dikirim ke Unit Ibu dan Bayi. Dia dikembalikan kepadaku 2,5 jam kemudian untuk disusui. Landon mendapatkan ASI eksklusif selama 15 – 40 menit setiap 1-2 jam,” jelas Jillian.

Sebagai ibu baru, Jillian selalu berusaha untuk mendengar apapun kata dokternya. Termasuk saat ia menyampaikan keluhan bahwa ia merasa ASI yang keluar dari payudaranya terlalu sedikit. Ia merasa kondisi inilah yang membuat anaknya tersebut terus menangis.

Namun dokter di rumah sakit terus memotivasi Jillian untuk menyusui anaknya apapun yang terjadi. Ia menyampaikan bahwa reaksi Landon yang menangis terus menerus, disebabkan karena beberapa bayi memang perlu beradaptasi lebih lama dibanding bayi lainya.

Saat Jillian berkonsultasi dengan ahli laktasi di rumah sakit soal Landon, ahli laktasi itu mengatakan bahwa ia telah memulai awalan yang baik dengan pelekatan yang sempurna. Sekalipun riwayat polycystic ovarian syndrome (PCOS) membuat hormonnya hanya memproduksi sedikit ASI.

Ahli laktasi menyarankan bahwa PCOS yang membuat produksi ASI-nya sedikit tersebut dapat diatasi dengan obat herbal saat mereka keluar dari rumah sakit nantinya.

“Pada 24 jam pertama, aku telah menyusui Landon selama 9,3 jam. Tidak ada popok basah karena kencing yang perlu diganti dan jumlah popok yang harus diganti karena kotor berjumlah 4 popok.”

Ia melanjutkan, “Dalam 27 jam pertama, Landon telah kehilangan 4,76% berat badannya. Sesi menyusuinya juga menjadi lebih sering dan bertambah lama. Sampai-sampai ia berada di payudara terus-menerus pada hari kedua kehidupannya. Pada hari kedua, ia menghasilkan 3 popok basah.”
Kendati sudah curiga bahwa ada yang aneh dengan bayinya, Jillian masih merasa tenang karena dokter terus mengontrol kesehatannya yang masih dalam masa pemulihan paska cesar dan kesehatan bayinya.

Baca juga : 












Tidak ada komentar:

Posting Komentar